Sunday, July 15, 2018

Sculpture Taman Kota





Apa sih itu sclupture? Sclupture adalah karya seni tiga dimensi yang dibuat dengan membentuk atau menggabungkan keras dan / atau bahan plastik, suara, dan / atau teks dan atau cahaya, umumnya batu (entah batu atau marmer), logam, kaca, atau kayu. Taman kota merupakan salah satu bentuk ruang terbuka publik yang bersifat fungsional dan estetis bagi warga kota. Sclupture di sebuah taman kota menambah kesan dinamis dan estetis. Berbagai macam jenis Sclupture kreatif saat ini banyak ditampilkan di kota - kota di Indonesia. Salah satunya di sebuah Kota di Jawa Tengah yaitu Kota Magelang. Sclupture unik dan luck memanfaatkan produk recycle menjadi ucapan selamat datang di Kota Magelang.



                          Tong - tong yang diubah menjadi sculpture di taman kota Magelang

Tuesday, April 9, 2013

Semangat dan segar dengan elemen air

taman bisa jadi indah, tapi bisa jadi monoton, kenapa?karena tidak ada focal point di dalam nya , tidak ada pemecah kemonotonan, flat, semua sama saja. No emotion. Nah bagaimana memecah kemonotonan, yaitu dengan menghadirkan elemen air dalam taman, elemen air dpat saja berupa :

a. Kolam
Kolam berisi ikan , sangat efektif menjadi focal point, mengusir rasa jenuh dan menjadikan keindahan tersendiri dalam taman. Kolam yang ada di taman harus berpola serasi dengan rumah maupun tamannya, sehingga menciptakan unity. Bisa jadi rumahnya minimalis, tentu saja kolamnya juga harus bergaya minimalis,  singkatnya rumah dan disain taman harus menyatu dan terkonsep dengan baik.



b. Water Feature
Sebenarnya kolam juga termasuk water feature, namun water feature tidak hanya berupa kolam, bisa jadi fountain atau hanya gerakan elemen air saja. Akan tetapi kekuatan suara menjadikan lebih atraktif dan lebih dinamis.



Saturday, February 25, 2012

Penilaian Estetika Pohon Menggunakan Metode Scenic Beauty Estimation (SBE) Studi Kasus : Pohon Tepi Jalan Arteri Kota Magelang


SCENIC BEAUTY ESTIMATION ( SBE )
SBE atau Scenic Beauty Estimation adalah sebuah metode yang dikembangkan oleh Daniel dan Booster (1976) dan telah digunakan di berbagai negara serta kota di Indonesia,
SBE menitik beratkan pada penilaian terhadap suatu keindahan lanskap atau titik lanskap sehingga  mendapatkan suatu nilai dari obyek yang kualitatif.
   Menentukan nilai titik lanskap atau lanskap untuk menghitung nilai secara nominal , hal ini dapat digunakan untuk menentukan nilai kompensasi sebuah penebangan pohon dan sebagai pertimbangan  dalam menentukan jenis tanaman penghijauan, serta menjadi dasar penyusunan perda taman. Titik penilaian lanskap disebut vantage point yang mewakili sampel, dinilai oleh responden untuk kemudian dinilai secara kuantitatif dengan skala nilai 1 hingga 10. Dalam penilaian ini diharapkan suatu obyek keindahan yang kualitatif dapat dinilai secara kuantitatif. Hal ini dikarenakan suatu keindahan menimbulkan persepsi yang berbeda-beda bagi setiap penilai.
Metode pendugaan keindahan pemandangan (Scenic Beauty Estimation) menganalisa kualitas visual dari sebuah area dengan memperlihatkan sampel acak dari pemandangan lanskap area tersebut pada suatu grup penilai, mengetahui respon mereka dan mengakumulasi kan reaksi individual untuk mengetahui pendugaan secara umum terhadap suatu pemandangan. Tujuan dari pendugaan ini adalah untuk menghasilkan formulasi yang sistematis dan komprehensif serta pendapat yang obyektif pada sebuah area yang menjadikan rekomendasi bagi perencenaan dan perancangan (Viohl,1977). Menurut Daniel dan Booster (1976) , SBE menunjukksn sebagai sebuah metode yang efisien dan obyektif untuk menduga keindahan dari suatu lanskap. Berbagai  modifikasi dalam metodenya sangat potensial sebagai dasar perancangan, perencanaan dan manajemen suatu tapak. Tujuan dari SBE adalah untuk menggambarkan keindahan suatu lanskap melalui persepsi masyarakat umum. Tahapan SBE menurut Daniel dan Booster (1976) meliputi pengambilan lanskap, penentuan responden serta analisa data.
 
a. Pengambilan Lanskap
Pengambilan lanskap pada tahap ini dilakukan dengan menentukan titik visual di lapang. Metode SBE dilakukan dengan menentukan sampel atau vantage point  secara survey  yang mewakili jenis pohon yang ada di Kota Magelang, dengan beberapa pertimbangan; antara lain yaitu nilai historis, keragaan, serta penggunaannya dalam penghijauan kota. Berikut ini adalah jenis pohon yang digunakan dalam penilaian SBE.

             Sampel Pohon dalam SBE
No Penilaian
Foto Pohon
Nama latin/Nama lokal
1
Pterocarpus indicus/Angsana
2
Swetinia mahagoni/Mahoni
3

Cerbera manghas/Bintaro





4
Bauhinia purpurea/Pohon Kupu-kupu
5
Polyalthia Fragans/Glodokan
6
Filicium decipiens/Krei payung
7
Samanea saman /Trembesi
8
 




Schleichera oleosa/Kesambi
9






Delonix regia/Flamboyan
10
Roystonia elata/Palem Raja
11






Erythrina crista galli/Dadap merah
12






Ficus benjamina/Beringin
13






Foeniculum vulgare/Talok
14
Tamarindus indica/Asem
15
Canarium commune/kenari
16
/ketapang

b. Responden kuisioner
Responden yang menilai sampel dipilih yang mewakili golongan yang ada di masyarakat Kota Magelang meliputi 20 orang pegawai PEMKOT Magelang, 20 orang masyarakat umum serta 10 orang akademisi. Responden dipilih secara acak pada setiap golongan sehingga dianggap mewakili bagi setiap golongan masing-masing. Pada tahap ini kuisioner  dibagikan pada golongan yang telah disebutkan, kemudian diberikan penjelasan mengenai penilaian terhadap sampel, kemudian responden menilai dengan skala 1-10. Dalam pelaksanaan responden diperbolehkan  bertanya sebelum presentasi dimulai, akan tetapi pada saat pelaksanaan responden tidak diperbolehkan bertanya dan menggunakan one point system, yaitu tidak diperbolehkan mengulang nilai yang sudah dimasukkan. Hal ini dilakukan untuk menghindari bias penilaian terlalu besar.