Apa sih itu sclupture? Sclupture adalah karya seni tiga dimensi yang dibuat dengan membentuk atau menggabungkan keras dan / atau bahan plastik, suara, dan / atau teks dan atau cahaya, umumnya batu (entah batu atau marmer), logam, kaca, atau kayu. Taman kota merupakan salah satu bentuk ruang terbuka publik yang bersifat fungsional dan estetis bagi warga kota. Sclupture di sebuah taman kota menambah kesan dinamis dan estetis. Berbagai macam jenis Sclupture kreatif saat ini banyak ditampilkan di kota - kota di Indonesia. Salah satunya di sebuah Kota di Jawa Tengah yaitu Kota Magelang. Sclupture unik dan luck memanfaatkan produk recycle menjadi ucapan selamat datang di Kota Magelang.
Landscape is unique
Sunday, July 15, 2018
Sculpture Taman Kota
Apa sih itu sclupture? Sclupture adalah karya seni tiga dimensi yang dibuat dengan membentuk atau menggabungkan keras dan / atau bahan plastik, suara, dan / atau teks dan atau cahaya, umumnya batu (entah batu atau marmer), logam, kaca, atau kayu. Taman kota merupakan salah satu bentuk ruang terbuka publik yang bersifat fungsional dan estetis bagi warga kota. Sclupture di sebuah taman kota menambah kesan dinamis dan estetis. Berbagai macam jenis Sclupture kreatif saat ini banyak ditampilkan di kota - kota di Indonesia. Salah satunya di sebuah Kota di Jawa Tengah yaitu Kota Magelang. Sclupture unik dan luck memanfaatkan produk recycle menjadi ucapan selamat datang di Kota Magelang.
Tuesday, April 9, 2013
Semangat dan segar dengan elemen air
taman bisa jadi indah, tapi bisa jadi monoton, kenapa?karena tidak ada focal point di dalam nya , tidak ada pemecah kemonotonan, flat, semua sama saja. No emotion. Nah bagaimana memecah kemonotonan, yaitu dengan menghadirkan elemen air dalam taman, elemen air dpat saja berupa :
a. Kolam
Kolam berisi ikan , sangat efektif menjadi focal point, mengusir rasa jenuh dan menjadikan keindahan tersendiri dalam taman. Kolam yang ada di taman harus berpola serasi dengan rumah maupun tamannya, sehingga menciptakan unity. Bisa jadi rumahnya minimalis, tentu saja kolamnya juga harus bergaya minimalis, singkatnya rumah dan disain taman harus menyatu dan terkonsep dengan baik.
b. Water Feature
Sebenarnya kolam juga termasuk water feature, namun water feature tidak hanya berupa kolam, bisa jadi fountain atau hanya gerakan elemen air saja. Akan tetapi kekuatan suara menjadikan lebih atraktif dan lebih dinamis.
Saturday, February 25, 2012
Penilaian Estetika Pohon Menggunakan Metode Scenic Beauty Estimation (SBE) Studi Kasus : Pohon Tepi Jalan Arteri Kota Magelang
SCENIC
BEAUTY ESTIMATION ( SBE )
SBE atau Scenic
Beauty Estimation adalah sebuah metode yang dikembangkan oleh Daniel dan
Booster (1976) dan telah digunakan di berbagai negara serta kota di Indonesia,
SBE
menitik beratkan pada penilaian terhadap suatu keindahan lanskap atau titik
lanskap sehingga mendapatkan suatu nilai
dari obyek yang kualitatif.
Menentukan nilai titik lanskap atau lanskap
untuk menghitung nilai secara nominal , hal ini dapat digunakan untuk menentukan
nilai kompensasi sebuah penebangan pohon dan sebagai pertimbangan dalam menentukan jenis tanaman penghijauan,
serta menjadi dasar penyusunan perda taman. Titik penilaian lanskap disebut vantage point yang mewakili sampel,
dinilai oleh responden untuk kemudian dinilai secara kuantitatif dengan skala
nilai 1 hingga 10. Dalam penilaian ini diharapkan suatu obyek keindahan yang
kualitatif dapat dinilai secara kuantitatif. Hal ini dikarenakan suatu
keindahan menimbulkan persepsi yang berbeda-beda bagi setiap penilai.
Metode
pendugaan keindahan pemandangan (Scenic
Beauty Estimation) menganalisa kualitas visual dari sebuah area dengan
memperlihatkan sampel acak dari pemandangan lanskap area tersebut pada suatu
grup penilai, mengetahui respon mereka dan mengakumulasi kan reaksi individual
untuk mengetahui pendugaan secara umum terhadap suatu pemandangan. Tujuan dari
pendugaan ini adalah untuk menghasilkan formulasi yang sistematis dan
komprehensif serta pendapat yang obyektif pada sebuah area yang menjadikan
rekomendasi bagi perencenaan dan perancangan (Viohl,1977). Menurut Daniel dan
Booster (1976) , SBE menunjukksn sebagai sebuah metode yang efisien dan
obyektif untuk menduga keindahan dari suatu lanskap. Berbagai modifikasi dalam metodenya sangat potensial
sebagai dasar perancangan, perencanaan dan manajemen suatu tapak. Tujuan dari
SBE adalah untuk menggambarkan keindahan suatu lanskap melalui persepsi
masyarakat umum. Tahapan SBE menurut Daniel dan Booster (1976) meliputi
pengambilan lanskap, penentuan responden serta analisa data.
a. Pengambilan Lanskap
Pengambilan lanskap pada tahap ini dilakukan
dengan menentukan titik visual di lapang. Metode SBE dilakukan dengan
menentukan sampel atau vantage point secara survey yang mewakili jenis pohon yang ada di Kota
Magelang, dengan beberapa pertimbangan; antara lain yaitu nilai historis,
keragaan, serta penggunaannya dalam penghijauan kota. Berikut ini adalah jenis
pohon yang digunakan dalam penilaian SBE.
Sampel Pohon dalam SBE
No
Penilaian
|
Foto Pohon
|
Nama latin/Nama
lokal
|
1
|
Pterocarpus
indicus/Angsana
|
|
2
|
Swetinia
mahagoni/Mahoni
|
|
3
|
Cerbera
manghas/Bintaro
|
|
4
|
Bauhinia
purpurea/Pohon Kupu-kupu
|
|
5
|
Polyalthia
Fragans/Glodokan
|
|
6
|
Filicium
decipiens/Krei payung
|
|
7
|
Samanea
saman /Trembesi
|
|
8
|
Schleichera
oleosa/Kesambi
|
|
9
|
Delonix
regia/Flamboyan
|
|
10
|
Roystonia
elata/Palem Raja
|
|
11
|
Erythrina
crista galli/Dadap merah
|
|
12
|
Ficus
benjamina/Beringin
|
|
13
|
Foeniculum
vulgare/Talok
|
|
14
|
Tamarindus
indica/Asem
|
|
15
|
Canarium
commune/kenari
|
|
16
|
/ketapang
|
b. Responden kuisioner
Responden yang menilai sampel
dipilih yang mewakili golongan yang ada di masyarakat Kota Magelang meliputi 20
orang pegawai PEMKOT Magelang, 20 orang masyarakat umum serta 10 orang
akademisi. Responden dipilih secara acak pada setiap golongan sehingga dianggap
mewakili bagi setiap golongan masing-masing. Pada tahap ini kuisioner dibagikan pada golongan yang telah
disebutkan, kemudian diberikan penjelasan mengenai penilaian terhadap sampel,
kemudian responden menilai dengan skala 1-10. Dalam pelaksanaan responden
diperbolehkan bertanya sebelum
presentasi dimulai, akan tetapi pada saat pelaksanaan responden tidak
diperbolehkan bertanya dan menggunakan one
point system, yaitu tidak diperbolehkan mengulang nilai yang sudah
dimasukkan. Hal ini dilakukan untuk menghindari bias penilaian terlalu besar.
Subscribe to:
Posts (Atom)